Kamis, 10 Juli 2014

http://storybird.com/books/kisah-putri-ijola/?token=apprz38spq

MAKNA PENGAMBILAN KEPUTUSAN



MAKALAH
MAKNA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliahKepemimpinan Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr.H.Samino,M.M.


https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTFk88R-XtQGCq1pV7NFrvJ1nqQTB_iplH7fbsSTgkCZGJVZghKKg


Disusun oleh : kelompok 16

1.       Satya Wijayanto A       A510100167
2.       Isnan Dwi Prabowo      A510100194
3.       Khoirunnisa N.F          A510120191


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

A.        MAKNA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


           Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
            Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
            Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan  pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
            Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
            Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
         
         
B.        TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

            Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.



C.        DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

a. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
            Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
            Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

b.Pengambilan Keputusan Rasional
            Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

c.Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
            Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
            Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

d.Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
            Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
            Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.

e.Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
            Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
            Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.


D.        FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

            Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
a)      Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b)      Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c)      Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d)     Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e)      Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f)       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g)      Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h)      Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i)        Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.


E.        KEPUTUSAN INDIVIDUAL DAN KELOMPOK
                                   
                                    Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a)      Sekelompok pimpinan
b)      Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c)      Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan    kelompok
Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain :
1.      Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2.      Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3.      Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu  mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1.      Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2.      Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3.      Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.
Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
1.      Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2.      Pertimbangannya akan lebih matang
3.      Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
1.      Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2.      Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3.      Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1.      Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya
2.      Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3.      Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.

Paper Bahasa Jawa Unggah-Ungguh Basa Jawi



PAPER BAHASA JAWA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Jawa

Dosen Pengampu: Bu Erna Istikomah

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTFk88R-XtQGCq1pV7NFrvJ1nqQTB_iplH7fbsSTgkCZGJVZghKKg


DISUSUN OLEH:
KHOIRUNNISA NURLAILA F (A510120191)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

UNGGAH-UNGGUH BASA JAWA
A.     Pangertosan
            Unggah-ungguh ugi asrig sinebat undha usuk,tingkat tutur,tingkat ujaran, utawi speech level (basa inggris).
1.      Unngah-ungguh , tegrsipun tata pranating basa miturut lungguhing tatakrama. Wondee tatakrama tegeseipun tata caranipun gineman dhumateng tiyang sanes saha tidak tanduk utawi solah tingkat (pangucap saha patrap).
2.      Undha usuk, tegesipun tatakrama unggah-ungguhin ginem tuwi  tindak tanduk utawi sopan babagan pangandikan lan tumindakipu (pangucap saha patrap). Sopan tegesipun mangertos lan nindakipun tatakrama. Undha usuk ing basa Indonesia tegesipun “Variasi-variasi bahasa yang perbedaan antara satu dengan yang lainnya ditentukan oleh perbedaan sikap santun yang ada pada diri pembicara terhadap mitra bicara”.Wondene variasi menika tegesipun wujudipun tembung-tembung beda,ananging anggadhhi teges ingkang sami, umpaminipun : sugeng –wilujeng-slamet; mangan-nedha-dhahar; rambut-rikma; turu-tilem-sare, lan sanesipun.
3.      Tingkat (speech level) inggih menika tatacaranipun (kode) ngaturake raos pakurmatan (sopan) dhumateng tiyang sanes rikalanipun sami gineman. Wondene pranatanipun kawengku ing pamilihipun tembung-tembung (leksikon, kosa kata), widyaswara (fonologi), widya tembung (morfologi), widya ukara (sintaksis).
            Unggah-ungguhin basa menika mujudaken adat sopan santunipun basa jawi. Jalaran adat utawi pakulinan sopan santun, mangertos lan nindakake tatakrama menika saget mratelakaken pribadinipun tiyang jawi saha cirinipun bebrayan(masyarakat) Jawi. Pramila adat sopan santun menika dumadi utawi sinengkuyung saking kalih perkawis, ingguh punika   prekawis: (a) lingual utawi basa, tegesipun babagan basa ingkang kapilih saha kaginakaken (ngoko utawi karma). (b) Non lingual, tegesipunbabagan patrap utawi tumindak rikalanipunnembe gineman utawi ngendika ; asta,pasuryan,paniggal, lan kedaling lesan kedah jumbuh kaliyan kawontenan. Karana unggah-ungguhin basa jawi menika kaginakaken dhasaripun dimensi personal  (kalenggahanipun tiyang/ priyantun ingkang kakanthi wawan pangandikan). Beda kaliyan basa manca (Inggris) ingkang dasaripun dimensi temporal  (tenses utawi wekdal).
            Adhedhasar kalih pangertosan menika , unggah-ungguhin basa menika tiyang ingkang nindakaken sesrawungan wonten ing bebrayan agung tansah ngugemi lan lelandesan paugeran ingkang wonten ing masyarakat, saget ngunggak kawontenan saha papan (panggenan) utawi empan papan. Pramila unggah-ungguhin basa menika sayektosipun kalebet perkawis milah saha milih basa ing pasawungan, adhedasar sesambunganipun (hubungan) antawis tiyang (priyantun) ingkang sami gineman.
            Prasawungan utawi sesambetan (hubungan) wonten ing bebrayan menika awewaton 2 (kalih)tetimbangan, inggih menika dimensi (tataran) vertical lan horizontal. Srawung wonten ing tataran vertical , pamilihing basa lan tembung-tembungipun . ingkang leres, jalaran ngegeti sepuh saha drajat pangkatipun ingkang kaajak gineman. Sampun ngantos dipunanggep “ora ngerti basa”, “ora nduwe tata karma”, lan “nungkak karma”. Wondene srawung ing tataran horizontal utawi dhumateng sesamining bebrayan ingkang satraju (sejajar,setimbang), pamilihipun basal an tembung-tembungipun langkung gampil, langkung-langkug menawi umur kita sampun kathah (sepuh) lan anggadhahi drajat pangkat.
B.     Panganggenipun Basa Jawi
            Basa jawi wonten bebrayan agung menika tansah kaprebawan kaliyan nasional (Indonesia) Lan basa manca (asing), pramila asring lan kenging intreferensi babagan tembung utawi interferensi leksikal lan babagan paramasastra (tata bahasa utawi interferensi gramatikal).
1.      Campur Kode
            Masyarakat Jawi menika majemuk, heterogen; maneka marwi asal, suku, umur, basa, agami, lan pendhidhikan; pramila menawi sami gineman asring ngginakaken basa ingkang dipuncampur (campur kode). Upamiipun ngginakaken basa ngoko, karma, Indonesia, lan asing.Kejawi menika wonten ing padhusunan masyarakatipun tasih homogeny (sami), racakipun campur kode boten kaginakaken. Namung para nem-neman utawi generasi mudha ing jaman samenika,menawi gineman sami ngangge basa campur kode.
2.      Alih Kode
            Tiyang/priyantun gineman wonten samadyaning bebrayan agung kedah ngunggak panggenan lan kawantenan(empan papan), pramila asring ngginakaken alih kode utawi gantos basa ingkang dipun ginakaken. Upaminipun gineman mligi ngangge basa ngoko, karma,Indonesia utawi mligi ginakaken basa inggris,boten dipuncampur. Namung gandheng kawontenan,tiyang asring ngendikan anthi ngginakaken alih kode , jalaran pimpinan utawi atasanipun rawuh, wonten tiyang manca (orang asing) rawuh, lan sanesipun.
3.      Kirang Ngembaka
            Basa Jawi ing wekdal menika ajinipun kirag lan wonten bebrayan agung kawastanan kirang ngembaka, jalaran katerak : (a) kolokial, (b) down float, (c) rural.
a)      Kolokial
            Basa Jawi (ragam krama) kirang ngembaka lan kuncara wonten ing bebrayan agung, amargi naming kaginakaken ing kawontenan boten resmi (informal) , naming winates ing tataran daerah (local), umpaminipun,  pepanggihan rapat  saha arisan RT/RW, upacara-upacara adat, saresehan ingkang climen, lan sanesipun.jalaran negari kita Indonesia sampun anggadhahi basa persatuan (nasional), inggih menika bahasa Indonesia, ingkang bakeng basa daerah (Jawi) ingkang wonten lan sumebar ing laladan bumi pertiwi menika tansah kita leluri,dipunlestarekaken,lan dipun ngrembakakaken serarengan supados boten mati lan boten cures.
b)      Dow Float
            Basa Jawi kirang ngembaka la sumebar wonten bebrayan,jalaran mlorot ajinipun, boten saget kangge jaminan gesang bebrayan (masa depan), sanajan pamanggih menika perlu dipun taliti malih kanthi titi la permati. Wonten pamulangan pelajaran basa jawi naming pelajaran tambahann(mulok = muatan local) ingkang wekdalipun naming sekedhik sanget, boten anggadhahi peran menapa kemawon, naming pelajaran pupuk bawang. Ing mangkabasa lan satra jawi menika menawi dipundhudhah kebak pitutur luhur , piwulang kautaman utawi  ajaran budi pekerti ingkang utami.kawontenan ing pamanggih menika wiwit tahun 2005 njalami ewah-ewahan, jalaran Gubernur Jateng, Jatim, lan DIY sami mutusaken bilih pelajaran Basa Daerah (jawi) dados mata pelajaran wajib womten ing pamulangan, wiwit SD dumuginipun SMA kanthi nomor SK 895.5/01/2005,tentang Kurikulum mata pelajaran Bahasa Jawa tahun 2004 untuk jenjang Pendidikan SD/SDLP/MI, SMP/SMPLP/MTs, dan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Tengah; tertanggal 23 Februari 2005”.
            Adhedasar SK menika, basa jawi  samenika saget kawastanan gesang, gumegrah, lan ngrembaka malih, karana para generasi mudha sami remen lan kuliah ing Jurusan Basa Daerah (Jawi). Pramila kawontenan menika kedhah kaginakaken kanthi prayogi lan sae kangge anggulawentah para putra,generasi mudha  lumantar pamulangan, supados dados generasi guru basa jawi ingkang utami, wasis, mumpuni, mrantasi kardi, boten nguciwani lan nglelingsemi (professional).
c)      Rural
            Bebrayan agung jawi piyambak tasih sami anggadhahi pamanggih bilih basa jawi menika basa ingkang kirang bergengsi,sipatipun ndesani. Pramilo rumaos isin , ego lan gengsi menawi ngginakaken basa jawi; malah dipun anggep kina,ketinggalan jaman. Namung menawi kalian basal an budaya manca , generasi mudha kita sami gandrung kayungyung ngantos lali purwa duksino kesupen kalian kapribaden lan jathidhirinipun piyambak. Pramila para sepuh rumiyin nate paring wasiyat lan tetilaran,’’Aja gumunan,aja kagetan,lan ojo mung elon-elon, aja mung belo melu seton; nanging nduweo adeg-adeg lan kapribaden kang tatag, tangguh lan tanggon”.

Refleksi mata kuliah Media Pembelajaran dan ICT

   Pertama mendengar mata kuliah MP ICT yang terlintas difikiran adalah mata kuliah yang rumit dan mebosankan. Namun setelah Dosen memberikan sendikit penjelasan pada pertemuan pertama, saya merasa termotivasi untuk memberikan yg terbaik untuk mata kuliah ini. Saya rasa mata kuliah ini cukup memberikan macam macam variasi kepada mahasiswa yg nantinya dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di SD. Seperti Flash Animation dan Storybird.
          Kedua materi itu cukup menarik perhatian para mahasiswa khususnya saya sendiri. Pada awalnya saya merasa bingung dalam menerapkan apa yg disampaikan dosen terhadap pekerjaan saya. Namun setelah mencoba dan mencoba akhirnya saya cukup menguasai apa itu Flash Animation dan Storybird. Disini yang menarik adalah bagaimana mahasiswa diberikan tugas untuk membuat narasi melalui Storybird. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk menampilkan karyanya sebaik dan sekreatif mungkin, sehingga apa yang dibuat dapat memunculkan nilai lebih atau mendapat perhatian yg lebih dari si pembaca. Menurut saya tugas tersebut cukup efektif dalam melatih kita sebagai mahasiswa untuk berfikir kreatif dan cerdas.
          Namun apapun itu yang bersifat punya kelebihan pastinya juga mempunyai kelemahan. Di mata kuliah ini saya sedikit menyoroti dan menkritik tentang pemyampaian materi yang sedikit kurang bervariasi. Adapun saran saya, seharusnya pada mata kuliah ini lebik banyak dilakukan penyampaian penyampain materi yg lebih inovatif lagi.
Terimakasih.

Khoirunnisa Nurlaila Fathimah (A510120191)